Peruntungan Andreas Christensen berubah usai Chelsea dilatih Maurizio Sarri. Meski begitu, Christensen pantang menyerah untuk mendapatkan kembali tempatnya. Berikut berita yang berhasil dirangkum tim Indosuperbet selaku Bandar Resmi Agen Bola SBOBET Terpercaya Indonesia.

Di sepanjang musim 2018/19, bek berusia 22 tahun itu belum sekali dijadikan Sarri sebagai starter. Suksesor Antonio Conte itu memilih menduetkan Antonio Ruediger dengan David Luiz di jantung pertahanan Chelsea.

Alhasil, Christensen baru enam kali tampil, itupun di Liga Europa dan Piala Liga Inggris dan sama sekali belum dimainkan di Premier League. Sebaliknya, Christensen menjadi pemain pilihan pertama Conte di musim lalu dengan tampil di 40 pertandingan the Blues.

Situasi di awal musim ini membuat Christensen gerah. Kabarnya, dia dan ayah yang sekaligus agennya, ingin mencari jalan keluar dari Stamford Bridge, namun dibantah.

"Pertanyaan sulit. Tapi tidak, saya rasa tidak akan melakukannya," jawab Christensen saat ditanya apakah dia mungkin akan minta dijual Chelsea.

"Semua berbeda ketimbang musim lalu. Saya bermain di banyak pertandingan saat itu, tapi musim ini tidak seperti itu. Akan selalu sulit bagi pemain, tapi kita lihat apa yang akan terjadi."

"Jika Anda bertanya kepada semua pemain apakah mereka bahagia dengan tidak bermain, jawabannya pasti tidak. Semua ingin bermain."

"Saya juga tak bisa melakukan apapun selain kembali berlatih dan memberikan yang terbaik. Setiap mendapat kesempatan, saya harus melakukan yang terbaik dan memperlihatkan bahwa dia (Sarri) bisa mengandalkan saya. Anda tak mau duduk manis dan menunggu. Anda ingin langsung bermain dan karena itu kita semua bermain sepakbola," tutur bek andalan timnas Denmark tersebut.

Christensen ditarik kembali Chelsea dari masa peminjaman di Borussia Moenchengladbach pada musim panas 2017. Dia masih terikat kontrak dengan Si Biru sampai 2022.

Baca juga :

Higuain Dihukum Dua Pertandingan

Solari Resmi Pelatih Tetap Real Madrid

Skriniar Sedang Bicarakan Kontrak Baru dengan Inter

Benjamin Mendy Nimbrung di Perang Kata-Kata Trump dan Macron